Saturday 28 November 2009

Geografi dan Sejarah



Wilayah Anatolia atau sering disebut Anadolu dalam sejarah, mencakup wilayah Turki saat ini. Di utara berbatasan dengan pantai selatan Laut Hitam, sebelah barat-utara dengan Bulgaria di selatan sebagian pantai utara barat laut Mediterania, Siria, Irak dan di timur dengan Iran dan Rusia. Sebagian kecil wilayah di sebelah barat-utaradipisahkan oleh selat Bosporus, dengan adanya dua laut terpisah yaitu Laut Hitam dan Laut Marmara, namun dominan menjadi pusat kebudayaan dan pemerintahan dari beberapa dinasti. Pada selat ini di tepian barat terdapat kota Istambul, dahulu bernama Konstantinopel pernah termasyur menjadi pusat kebudayaan Islam di wilayah Anatolia dan sekitarnya.
Anatolia Sebelum Islam
Sebelum islam, budaya Anatolia sudah tercatat dalam sejarah 40 abad lalu penduduk di wilayah Troy dan Bogazkoy atau Hattushash. Pada 2200-1200 sebelum jaman Hellinic di kenal jaman Urartu, Phrygia dan Lydia dengan budaya masing-masing.
Setelah raja Archaemenid dari Cyrus mengadakan invasi di wilayah ini pada 546, membuat wilayah ini makmur di bawah kekuasaan Persia. Puncak kejayaan Persia tercapai ketika pasukan Macedonia dibawah Alexander the Great menaklukan wilayah ini. Setelah Alexander meninggal, terjadi berbagai perebutan kekuasaan sehingga akhirnya jatuh dan menjadi salah satu propinsi Romawi dengan kalahnya Seleucid salah satu jendral yang berebut kekuasaan tesebut dikalahkan dalam perang Magnesia pada 129 SM.
Imperium romawi di bawah Diocletian (284-304 M) membagi wilayah kedalam dua bagian yaitu barat dan timur, ddilanjutkan oleh Constantine yang kemudian menjadikan Constantinople (sekarang Istambul) pusat pemerintahan, kebudayaan dan agama Kristen setelah dijadikan agama Negara. Selanjutnya Constantinople menjadi jantung Imperium Byzantine beberapa abad kemudian, hingga masuknya Islam dari Dinasti Saljuk hingga Ottoman.
Jaman Muslim Awal di Turki
Hubungan antara Turki dan Islam dimulai sejak 642, ketika terjadi konflik Turki-Arab. Dinasti muslim pertama memerintah Turki adalah yasaman kutay pada akhir abad IX (870) berasal dari Buhara Horasan, memperoleh wilayah dengan memerdekakan diri dari kekuasaan Khalifah. secara keseluruhan adaptasi Islam oleh bangsa Turki terjadi antara 920-960, sehingga masa itu belum meninggalkan monument islami, baik berupa mesjid, makam ataupun madrasah. Proses pemelukan Islam agama baru bagi bangsa Turki menjadi babakan baru dalam sejarah Islam sejalan dengan itu berpengaruh langsung pada perkembangan arsitektur.
Muslim-Turki banyak memperkuat pasukan Khalifah Abbasyiah kemudian semakin banyak dalam wilayah luas terlibat dalam penguasaan wilayah Islam-Timur dan Byzantium.
Ibu dari al Ma’mun (813-833) dan al mu’tasim (833-842) berturut-turut penguasa VII dan VIII eduanya putra Khalifah Abbasyiah Harun al-Rashid (786-809) adalah orang Turki. Mu’tasim dengan para pengawalnya juga dari Turki, pada 832-842 membangun kota Samarra di dekat Baghdad, sejak itulah hampir semua perwira prajurit dari penguasa Abbasyiah di provinsi Asia Minor terdiri dari orang-orang Turki. Mu’tasim kemudian mendirikan kerajaan merdeka. Kemudian Dinasti Saljuk dapat menyatukan Asia barat dan Anatolia di bawah kekuasaannya.
Dominasi Arab pada wilayah Islam timur termasuk Anatolia berakhir pada 954. Para emir dipaksa untuk menyerahkan kekuasaannya kepada pimpinan angkatan perang di bawah keluarga Buyiyah (Buyids) dari rumpun Ghus (Guzz). Dengan demikian maka para emir hanay sekedar mempertahankan bentuk dan system socialnya bukan pada substansi kekuatan dan kekuasaan. Kemudian dalam abad berikutnya kekuasaan politik berpindah-pindah dari dinasti ke dinasti lain, terutama dari Persi salah satunya Buyiyah tersebut. Ada dinasti lain cukup menonjol yaitu dinasti Ghaznawiyah, menguasai Afghanistan, sebagian besar Punjab dan wilayah Iran timur. Mereka mula-mula sebagai budak militer Turki kemudian menjalankan adat kebiasaan Islam-Persia.
Hegemoni bangsa Turki ini semakin kuat pada masa di bawah Saljuk Yang Agung (Saljuk The Great) pengikutnya kelomopok suku Turcomans, orang-orang Turki nomadic-pe-rampok yang kemudian memeluk agama Islam. Dinasti Ssaljuk menggeser Dinasti Ghaznawiyah dan Buyiyah.
Kronologi pemerintahan muslim di Turki dibagi dalam periode-periode sebagai berikut: Saljuk (1070-1308), Danishemendid (1071-1177), Saltukid (1092-1202), Artuqid (1102-1408), Mengujukid (1118-1252), Mongol (1243-1335), Qaramandid (1256-1483), Beylik (akhir abad XIV- akhir abad XVI) dan Ottoman (1281-1924).

Perkembangan Arsitektur
Tipe bangunanbangunan penting dalam sejarah Turki-Muslim, lebih dekat dengan tradisi asli dibandingkan pengaruh luar. Baik bangunan religius maupun sekuler mempunyai karakter arsitektural tidak berbeda meskipun bahan, proporsi, dan dekorasinya bervariasi. Arsitektur Saljuk tercipta berakar pada budaya padang pasir Asia Tengah beradaptasi dengan sangat baik dengan pola religius secara luas bervarisi dari Shamanism, Budha, dan Islam. Secara geografis dan sosiologisberkembang dalam suatu proses transisi dari wilayah yang luas, pada kelompok-kelompok masyarakat satu dengan yang lain sangat berbeda system social dan budaya. Saljuk mewarisi dan dipengaruhi dua peradaban Anatolia berbeda Hittites dan Urraltus. Dilain pihak, penduduk di wilayah selatan-timur Anatolia, juga sangat dipengaruhi oleh peradaban Mesopotamia, Saljuk-Iran dan Siria.
Salah satu perbedaan terpenting atau ciri dari arsitektur Saljuk adalah pada bagian portal atau pintu gerbang, konstruksinya dari batu dihias dengan bermacam bentuk dan cara atau teknik. Portal-Saljuk secara khas dalam posisi maju dari wajah depan, dihias dengan pola floral (fegetal), berbingkai juga batu dalam bentuk kaligrafi. Bagian atas dari jalan masuk, biasanya dihias dengan Muqarnas pada pelengkung patah. Dari salah satu dekorasi ada yang memperlihatkan karakter Saljuk secara lengkap: figure binatang dibawa dari masa totemistic, figure manusia dari Shamanistic dari masyarakat nomadic, floral arabesque jelas pengaruh dari Timur-tengah. Pada umumnya portal Saljuk membuktikan kekuatan seni pada masa kekuasaannya. Ciri dari arsitektur Saljuk lain terdapat pada unsur kubahnya, berasal dari tradisi sendiri banyak digunakan di Timur tengah sejak masa Assyria. Sintesa dalam bentuk kubah Saljuk dengan pola asli Anatolia, merupakan penggabungan dalam pencarian implementasi baru.
Iwan adalah elemen bukan asli Saljuk diadopsi dan dimodifikasi, sehingga menjadi salah satu ciri arsitekturnya. Demikian pula kubah berasal dari timur tengah sudah sejak jaman Assyria selalu dipakai dikembangkan dengan inovasi dan teknik baru, dalam bangunan ibadah muslim hingga menjadi ciri arsitektur Saljuk lainnya. Bangunan dan bagian-bagian bangunan peninggallan masa itu dikemukakan berikut dalam memberikan gambaran dari situasi perkembangan arsitektur jaman Turki-Saljuk. Ciri arsitektur Turki-Saljuk cukup kuat dan berbeda dibandingkan jaman dan tempat lain. Sebagian besar mesjid Saljuk minaretnya silindris, tinggi dan megah dengan hiasan di puncak. Meskipun denah lingkaran penampang dari bentuk silindris, namun tumpuannya berdenah polygonal. Dinding dihias dengan kaligrafi berupa naskah, membentuk cincin pada batang minaret yang berbentuk silindris tersebut. Ornament dan konstruksi dari bata expose ( tidak diplester) disusun sedemikian rupa sehingga spasinya membentuk jalinna garis garis geometris. Dengan konstruksi dan dekorasi semacam itu maka warna terracotta, juga menjadi ciri dari minaret masa Saljuk minaret dengan ciri seperti itu didirikan awal abadd XI (sekitar tahun 1020an).
Istilah atau sebutan untuk masjid di antara kaum muslim berbeda-beda, dari kata Arab di ucapkan masgit, muslim Turki menyebut mescit artinya masjid kecil, untuk masjid besar disebut cami, sama dengan di Indonesia masjid jami fungsi utamanya untuk sembahyang Jum’at termasuk Khotbah. Istilah lain banyak dipakai oleh muslim Turki Ulu artinya besar, jadi Ulu Cami sama dengan masjid raya, masjid agung, masjid berfungsi untuk sembahyang jum’at terbesar atau terpenting dalam sebuah kota.


Labels : free wallpapers wall black weldingmachines

No comments: